Pelatihan diselenggarakan di Hotal Augusta Sukabumi pada tanggal 30 Januari - 1 Februari 2012. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengembangkan kapasitas teknis
guru/tutor di sekolah mitra. Guru/tutor inilah yang nantinya akan melaksanakan
program pengembangan kecakapan personal dan social
melalui kegiatan pravokasional dalam penumbuh kembangan karakter di sekolahnya masing-masing. Pada akhir
pelatihan diharapkan guru/tutor serta tim pemantau berbasis sekolah dapat
membuat perencanaan program secara detil yang akan dilaksanakan di lokasi
masing-masing. Perencanaan kegiatan tersebut berupa draft proposal yang akan
diajukan ke Dinas Pendidikan Sukabumi dan ILO.
Senin, 19 Maret 2012
Minggu, 18 Maret 2012
PENDIDIKAN UNTUK SEMUA ???
Setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, tanpa kecuali. Namun pada kenyataannya, pendidikan berkualitas hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil warga negara saja. Lihatlah sekolah sekolah di kota yang menyandang gelar SSN atau SBI. Berbagai fasilitas pendidikan yang serba lengkap dan melimpah, tenaga pengajar yang mempunyai kompetensi tinggi, termasuk kucuran bantuan keuangan kepada sekolah yang tidak bisa dibilang sedikit. Belum lagi partisipasi masyarakat (orang tua siswa) yang harus membayar sejumlah dana pada awal tahun pelajaran dan setiuap bulannya. Lihatlah penampilan siswa-siswanya yang selalu berpakaian rapi dan bersih, bercanda bergembira di halaman sekolah. Sepulang sekolah mereka belajar berkelompok di rumah salah seorang siswa. Atau mengikuti ekstrakurikuler basket, les gitar atau bermain sosio drama.
Kabupaten Sukabumi saat ini memiliki 30 SMP Satu Atap. Secara gampang saya gambarkan bahwa keadaan SMP Satu Atap kurang lebih adalah kebalikan dari SSN atau SBI. Letak daerahnya yang terpencil dengan keadaan geografis yang sulit, keadaan ekonomi masyarakat yang serba minimalis, kesadaran akan pentingnya pendidikan yang rendah, fasilitas pendukung sekolah yang serba tidak ada, dan seterusnya.
Ini adalah "ruang guru". Sengaja ditempatkan di teras sekolah karena tidak ada ruangan yang bisa dipakai.
Malah "isis...."

Anak ini harus berjalan kaki sekitar 10 km untuk mencapai lokasi sekolah.
Kalau arus sungai sedang deras, lebih baik tidak berangkat sekolah.
Kenyataannya, tidak setiap warga negara mempunayi akses yang sama terhadap pendidikan. Masih banyak daerah dimana pendidikan (pendidikan dasar) masih merupakan barang mewah, atau bahkan dianggap tidak perlu, karena memang tidak tahu. Jadi, apakah memang pendidikan untuk semua?
Kabupaten Sukabumi saat ini memiliki 30 SMP Satu Atap. Secara gampang saya gambarkan bahwa keadaan SMP Satu Atap kurang lebih adalah kebalikan dari SSN atau SBI. Letak daerahnya yang terpencil dengan keadaan geografis yang sulit, keadaan ekonomi masyarakat yang serba minimalis, kesadaran akan pentingnya pendidikan yang rendah, fasilitas pendukung sekolah yang serba tidak ada, dan seterusnya.
Ini adalah "ruang guru". Sengaja ditempatkan di teras sekolah karena tidak ada ruangan yang bisa dipakai.
Malah "isis...."
Anak ini harus berjalan kaki sekitar 10 km untuk mencapai lokasi sekolah.
Kalau arus sungai sedang deras, lebih baik tidak berangkat sekolah.
Kenyataannya, tidak setiap warga negara mempunayi akses yang sama terhadap pendidikan. Masih banyak daerah dimana pendidikan (pendidikan dasar) masih merupakan barang mewah, atau bahkan dianggap tidak perlu, karena memang tidak tahu. Jadi, apakah memang pendidikan untuk semua?
Kamis, 15 Maret 2012
Pekerja Anak di Kabupaten Sukabumi
Pertumbuhan Industri di Kabupaten Sukabumi, di satu sisi merupakan prestasi untuk meningkatkan kesejahteraan dan membuka lapangan kerja lebih luas. Pabrik-pabrik garmen yang bertebaran dari kecamatan Cicurug, Cidahu, Parungkuda, Cibadak, Cikembar sampai ke Sukaraja dan Sulakarang menyerap ribuan tenaga kerja. Dan bisa dipastikan, hampir semuanya perempuan-perempuan muda, bahkan yang masih usia sekolah.
Langganan:
Postingan (Atom)